Sunday, May 4, 2008

Minggu Kelabu

Hari Minggu ini bener-bener membuat diriku shock. Bayangkan, aku ke Fm ama Elsa pagi-pagi jam 07.25. Setelah puas jalan-jalan di Fm, kita pulang naik schnell bahn lewat Handelskai. Trus kita ganti ke S45, kita perkirakan jam 11.15 sampe rumah. Dari Handelskai jam 10.59. Hari minggu ini sepi banget, ya sebenarnya seperti hari-hari minggu biasanya yang selalu sepi sih. Kita melewati 4 stasiun sebelum kita sampe di Hernals, stasiun di mana kita musti turun. Heiligenstadt, Oeberdobling, Krottenbachstrasse, Gershof, trus Hernals. Pas kita sampe di stasiun Gershof waktu menunjukan jam 11.10 , aku sempat melihat keluar dari arah jendela samping, walau aku tidak langsung dekat jendela. Aku melihat ada anak kecil, disahut seorang wanita cepat-cepat , trus mereka lari ke arah tangga, untuk lari ke bawah. Dua orang di sampingku, seorang bapak dan seorang ibu tua tampak membiacarakan kejadian barusan. Ntahlah mereka nampaknya juga schock melihat kejadian itu. Aku sempat berfikir itu adalah penculikan. Tapi kereta kali ini kok lama banget berhentinya, trus aku melihat orang-orang di dalam stasiun tampak ketakutan, sementara orang-orang di dalam kereta pada lari keluar. Aku mulai kebingungan, Elsa bilang ke aku, supaya aku keluar. Pas aku keluar, orang-orang sibuk menunjuk kearah bagian bawah bagian depan kereta, aku shock bukan main. nampak seorang terjepit di rel kereta, pas banget di bawah kereta. Aku melihat tangan dan rambutnya, masyaallah, astaghfirullah....seketika badanku gemetaran dan panas dingin, segera aku lari ke dalam kereta yang masih berhenti, aku panggil Elsa untuk keluar. Duh aku dah mulai pucat, hampir aja aku nangis. Sementara beberapa wanita lain yang melihat itu menangis shock. Aku cuma gemetaran. Aku bener-bener shock, sampe aku ngaji di kedutaanpun setelah kejadian itu, jadi ga konsen.
Aku tunggu berita esok hari di koran, sepertinya wanita itu bunuh diri dengan menabrak kereta. Masyaallah..

1 comment:

Anonymous said...

Kebanyakan manusia mengetahui bahwa pada akhirnya mereka akan mati, namun sedikit sekali yang mengetahui bahwa bukan hanya kematian yang menghampiri mereka - melainkan mereka pun senantiasa berjalan mendekati kematian. Kematian lebih dekat dari yang mampu kita bayangkan - kematian bahkan lebih dekat daripada urat nadi di leher kita.

-Disadur dari salah satu perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib a.s. mengenai kematian.