Wednesday, July 22, 2015

Maple, ahorn pun pas untuk selimutin tempe




 Sabtu 11 juli 2015 lalu pas banget suhu lagi bagus, tidak terlalu panas (setidaknya di bawah 30 derajat dan sedikit mendung. Aman lah untuk hiking. Kesukaan saya dan suami ada jalan, hiking ke hutan atau gunung.
Kalo pas hiking, pasti ada kesibukan masing masing antara saya dan suami. Suami sibuk dengan kameranya. Hewan hewan kecil, serangga selalu jadi sasaran kameranya. sedangkan saya sibuk mengamati pohon pohon, dedaunan, bunga serta buah buahan yang tumbuh liar. Sangat mengasyikan kalo kita tidak sengaja menemukan Rabsberry, strawberry atau blueberry yang tumbuh liar.

Pernah suatu saat, kita berdua hiking (baca dalam buku panduan hiking setempat, jarak tempuh 4 jam). Suami sempat sesumbar,"4 jam, kecil" ketika melewati sebuah tikungan. Di situ tertulis, jarak tempuh pendek. Karena kita biasa berjalan jauh, maka suami memutuskan untuk ambil jalur lain, yang lebih jauh. Setelah 4 jam berjalan..loh kok belum sampai..jalan lagi..belum sampai juga, air dalam botol minuman sudah menipis. Sementara kita hanya bawa bekal 2 buah apel, dan sudah habis pula. Apes. Sementara hari sudah mulai gelap, kita masih di tengah hutan. Ketika saya menengok hp saya. NO SIGNAL. Waduuh, hampir mewek. Yang ada sepanjang jalan saya hanya menggerutu, kelaparan dan kehausan, kaki pegel.



Sayapun bolak balik bertanya ke suami, masih berapa lama lagi kita berjalan. Dan suamipun hanya bilang,'kata buku panduan si..bla bla bla.."
Arrggggh masa bodo dengan buku panduan wilayah hiking. Padahal kita jalan tidak santai, ritme jalan seperti biasa saat hiking. Istirahatpun kita hanya sekitar 20 menitan.

Adalah sesuatu yang membuat saya dan suami benar benar merasakan bahagia ketika kami dalam keadaan kelaparan. Yah, kita menemukan beberapa strawberry liar. Kitapun berebut. Walopun jumlahnya bisa dihitung pake jari dan bentuk strawberry liar amat sangat mini, tapi cukup untuk membuat tenggorokan kami lega. Dan tidak jauh dari tempat situ, ada beberapa jamur besar (tentu yang bisa dikonsumsi), tumbuh dengan suburnya. Alhamdulillah, kita buru buru memasukan ke ransel, dan melannjutkan perjalanan sebelum  malam gelap. 8 jam sudah, kita berhasil keluar hutan.


Back ke Maple. Dari dulu saya suka pohon unik ini. Pertama saya suka daunnya yang berubah warna kalo musim berubah. Dari hijau kalo musim panas, merah kalo musim gugur. Menarik. Kedua, saya suka sirup maple. Sirup dari pohon ini mahal, lebih mahal daripada sirup lainnya. Dan kelas dari sirup inipun berbeda beda. Dari grade A yang paling bagus, hingga kelas C yang warnanya agak gelap, tapi tetap manis. Ketika sirup ini dibuat, cairan diambil dari pohon. Sirup ini tidak terlalu manis. Untuk menjadi sirup yang bagus, harus melalui proses penyulingan/pengolahan. Untuk 125ml sirup maple, dibutuhkan 4 L cairan dari pohon maple. Ketiga, saya suka manfaat lain daun maple, misal untuk menyembuhkan pegal di kaki, atau sebagai pengganti daun anggur.


Ketika kami hiking sabtu lalu, saya menemukan beberapa pohon maple yang tidak terlalu tinggi. Saya coba mengamati daun daunnya yang bagus. Seketika, saya inget kedelai yang sedang saya rendam di rumah. Ya, tempe bungkus daun. Hmm..saya kangen tempe bungkus daun. Saya berpikir, bagaimana kalo tempe bungkus daun maple? Tekstur daun maple mirip dengan tekstur daun pisang. Hanya saja, lebar daun maple tidak selebar daun pisang. Tak apalah, saya akan tetap mencoba, karena di jogja saya pernah membeli tempe yang dibungkus daun Waru (kira kira lebar sama dengan daun maple yang besar). Daun maple dari hutan pasti aman lah, bebas dari semprot tentunya. Dan, sayapun mengambil 4 lembar daun maple yang paling lebar menurut saya. 2 lembar saya gunakan untuk menyembuhkan pegel pegel di kaki. Yang 2 lembar lagi, saya gunakan untuk membungkus kedelai.

Alhamdulillah, hasilnya tidak mengecewakan. Tempe yang saya buatpun jadi bagus. rasanya mirip dengan tempe dibungkus daun pisang, akan tetapi tetap ada aroma harumnya maple. Pokoknya tempe rasanya istimewa menurut saya dan juragan/agan (panggilan saya untuk suami). Agan sampai cepet banget makan tempenya, bolak balik nyomotin tempe maple yang habis digoreng.





No comments: