Thursday, June 4, 2015

Back to blog

Bismillah..Kembali ke Blog


Alhamdulillah, mood untuk nulis blog kembali datang. Setelah lama terlelap dengan multiply ( masih eksis nggak sih?), facebook, instagram dan sebagainya. Ada rasa kangen bisa menulis kembali, walau kali ini tidak berbentuk novel, cerpen atau sejenisnya (seperti di blog menulis saya yang lain : bintangalzeyra.blogspot).
Ada rasa kerinduan untuk share pengalaman sehari hari, memasak, belanja dan pengalaman lainnya yang mungkin saja bisa bermanfaat bagi teman teman semua.

Selama ini saya lebih aktif di facebook dan instagram  untuk memposting kegiatan saya, mulai dari memasak, jualan makanan (by request aja),  belanja hingga pekerjaan saya sebagai personal shopper.

Akhir akhir ini saya mulai sibuk dengan request teman teman di eropa yang kangen dengan bakpia. Saya sendiri tidak tahu kenapa susah sekali menemukan bakpia di eropa. Padahal bikin bakpia tidak susah susah amat. hanya untuk bakpia membutuhkan kesabaran yang extra (memasak kumbu butuh waktu lama).
Kebetulan sekali suami tercinta saya (warga negara austria), suka sekali makan bakpia. Sebenarnya bukan cuma bakpia sih, tapi hampir semua makanan dari indonesia. Tapi bukan berarti saya tidak suka memasak untuknya makanan eropa. Sesekali saya memasak untuknya masakan eropa, versi yang asli maupun modifikasi dari saya (ala eropa dicampur ala indonesia atau negara lainnya). Yah, kegemaran saya mengotak atik masakan/resep masakan.

Kembali soal bakpia. Alhamdulillah, teman teman di austria, belanda, belgia, jerman, norwegia maupun negara negara di eropa lain, yang sudah pernah memesan bakpia buatan saya sangat suka (ada yang sampai ketagihan, berulang kali memesan). Selain membuat bakpia versi original/kacang hijau, kumbu hitam, coklat,keju, sayapun membuat variasi baru seperti bakpia almond matcha, bakpia caramel poppy cinnamon yang mendapat respon baik dari teman teman indonesia yang di eropa ataupun penduduk eropa asli (saya agak rikuh menyebut bule, gara gara saya ngobrol dengan salah satu temen saya 'bule' austria, saya dibilang rasis gara gara bilang 'bule'). Padahal menurut saya rasis itu yang berbau negatif (entah bener atau nggaknya, ini hanya pembenaran dari saya sendiri). Untuk pembuatan bakpia, saya mengerjakannya seorang diri (bisa dibayangin capeknya kalo pas lagi banyak pesenan, saya mengerjakan 350 pcs bakpia dalam sehari). Capek memang, karena saya seharian berdiri di dapur ( di jogja, bikin bakpia sambil duduk dan dikerjakan berame rame, karena tenaga kerja murah. Sedangkan di sini? wuiih jangan tanya deh, mahalnya bayar pegawai). Untung suami saya berbaik hati membuatkan box bakpia ( di sini tidak segampang di indonesia, yang bisa langsung pesen atau beli box di mana aja). Jadi suami saya, sepulang kerja sibuk membuat box untuk bakpia. Lalu packing dan mengirimkan ke temen temen yang pesen, atau menemani saya mengantar pesenan bakpia di wilayah Wien ( Wina) dan sekitarnya. Terkadang sampai ke negara tetangga seperti Bratislava.

So surprised, ketika ada salah satu wartawan media online yang ingin interview soal kegiatan saya. Sebetulnya kegiatan memasak/menjual makanan hanya kegiatan sambilan saya. Beritanya ada di sini : http://www.merdeka.com/uang/berawal-acara-amal-tari-sukses-jadi-pengusaha-bakpia-di-austria.html dan http://www.merdeka.com/uang/hobi-masak-sempat-jual-tempe-bakpia-buatan-tari-laris-di-austria.html.
Oh iya, si mbak wartawan juga sempat interview soal pekerjaan sambilan saya yang lain. Personal shopper, beritanya ada di sini : http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-wni-di-austria-jadi-personal-shopper-untuk-para-konglomerat.html
dan http://www.merdeka.com/peristiwa/artis-pejabat-tak-segan-buang-uang-banyak-demi-barang-bermerek.html

Sebenarnya saya mau posting  hasil olahan dapur kemaren beserta resepnya, tapi karena pingin share hal yang lain, ya sudah. Resep olahan sehabis ini ya.

Terimakasih buat temen temen yang sudah sabar membaca tulisan saya.
PS : ini salah satu bakpia olahan saya, Bakpia Almond Matcha.




No comments: